Jumat, 30 April 2010

HONORER

Honorer merupakan mereka yang diperbantukan dalam instansi pemerintah pada khususnya baik instasi yang sifatnya horisontal maupun vertical, mereka menempati setiap sendi urusan adiministrasi baik yang sifatnya teknis maupun non teknis



Mereka yang tidak punya ikatan secara khusus membuat nasib mereka seperti diujung tanduk setiap saat yang siap siap di depak keluar jika seandainya mereka melakukan kesalahan.



Berbeda dengan mereka yang di instansi swasta ataupun BUMN mereka disebut sebagai tenaga kontrak yang paling tidak agak sedikit terjamin nasibnya dengan system out sourcing dibanding mereka yang di instansi pemerintah



Berbagai polemik sering mereka alami, mulai dari gaji yang kadang- kadang terlambat dibayarkan hinga di rapel tiap 3 bulan, pemotongan gaji oleh kepala sampai kepada pekerjaan yang kadang kadang diluar pekerjaan dan jam kantor.


Tidak ada kepastian untuk mereka, kapan diangkat untuk menjadi pegawai negeri sipil. bahkan ada yang sampai bertahun tahun mereka mengabdi dan masih tetap di posisi Honorer, apa boleh buat karena sangat sulit di negara ini untuk bisa mendapatkan pekerjaan.

Jumlah mereka tidak sedikit di negara ini bahkan bisa menembus sampai angka ribuan dengan berbagai latar belakang pendidikan, ada yang SMA bahkan sampai sarjana DPR sedang Menggodok Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Tenaga Honorer merevisi PP Nomor 48 tahun 2005.

Anehnya, penggodokan sudah lama, tapi hingga kini belum tuntas, sehingga menimbulkan spekulasi. Jangan-jangan penuntasannya menjelang Pemilu. Begitu pendapat pengamat pemerintahan, Sugiyanto, yang disampaikan kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta,

Dalam perekrutan tenaga honorer sendiri juga sebenarnya banyak terjadi spekulasi sebab sebagian besar mereka yang diangkat jadi honorer tidak jarang dari mereka pasti punya jaringan atau orang dalam di instansi tersebut, apakah keluarga, saudara atau hubungan apa saja yang memungkinkan untuk dapat menggunakan legitimasinya dalam instansi tersebut dalam merekrut masuk anggotanya untuk jadi tenaga honorer.

Jadi rakyat jelata yang tidak punya asal usul sejarah keluarga pegawai sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan selain dengan cara bersaing secara fear dan mengandalkan kemampuan sendiri sebab jika berpikir untuk mau menggunakan jaringan orang dalam akan sangat susah bahkan tidak mungkin.